Jumat, 02 November 2012

kode khusus

Setelah seminggu kami menikah, akhirnya aku menjadi terbiasa di rumah mertuaku. Aku memang bekerja di kota S, sedang keluargaku berada di desa. Aku dan isteriku mendapat kamar di lantai dua. Di lantai dua, ada seorang adik iparku lakilaki belum menikah. Isteriku tiga bersaudara. Dia anak perempuan satu-satunya. Dia diapit oleh dua saudara laki-alkinya. Yang sulung juga belum menikah dan kini masih kuliah di Australia.

Aku cepat pulang dari biasanya. Isteriku masih bekerja di kantor. Di rumah hanya ada seorang pembantu dan ibu mertuaku. Saat aku melintasi kamarnya yang berada di bawah tangga, aku melihat ibuku sedang berganti pakaian. Nampaknya daia baru mandi. Entah kenapa, mata kami beradu. Dengan cepat aku menunduk. Aku cepat ke lantai atas. Tapi dadaku berdebar kencang. Gila! Tubuh ibuku, ternyata sangat sempurna, walau sudah melahirkan tiga anak. Usianya yang 42 tahun benar-benar masih OK. Dadanya masih kelihatan mulus, kencang dan putih sekali. Dengan cepat aku memasuki kamar mandi dan membersihkan diriku. Kuganti celana kerja dengan training spark. Aku memakai kaos longgar saja. Saat keluar kamar, aku melihat ibu mertuaku ada di lantai dua.

"Nak...Wawan, kamu tadi sempat lihat mama, ya?" tanyanya. Aku gelagapan. Mata kami sudah beradu, untuk apa berbohong, apalagi membohongi hatiku.
"Ya..ma. Kenapa mama tidak menutup dan mengunci kamar rapat-rapat," kataku.
"Siapa sangka kamu pulang cepat. Tidak biasanya. Ya sudah...tak perlu ngomong bilang siapa-siapa," katanya. Aku tersenyum. Lalu kami turun ke lantai bawah untuka makan siang. Saat mau menuruni tangga tak sengaja, tanganku menyenggol buah dadanya. Empuh sekali.
"Tu...kamu sudah menyentuh...?" Mertuaku tak meneruskan perkataannya.
"Maaf ma...Maaf. Tak sengaja," kataku. Mata mamaku tajam menatapku. Aku tak mengerti apa makna tatapannya itu. Apakah marah atau bagaimana. Lama kami diam dan saling menatap. Tiba-tiba geloraku naik. Dadaku terasa menggemuruh. Kupegang bahu mertuaku. Ingin aku menentramkan hatinya. Saat aku menyentuh bahu kanannya, mertuaku tersenyum. Ah...perduli amat. Toh enggak ada saksi, kata hatiku. Langsung saja kupeluk mertuaku yang seksi itu.
"Waannnn..." tangkisnya. Tapi kedua tanganku sudah memeluknya. Mulutku sudah mengecup bibirnya. Buah dadanya sudah menempel di dadaku. Aku terus melumat bibirnya, sampai kondenya terlepas. Kuremas-remas pantatnya.

"Wan...nanti kelihatan si Inem lho..."
"Inem lagi keluarkan, Ma?"
"Sebentar lagi datang."
"Nanti dia pasti menekan bell, kan?" kataku terus memeluk mamaku.
"Jangan Wan...ketahuan papa mu dan isterimu. Gila kamu."
"Mama diam saja," kataku. AKu terus memeluknya, kini aku meremas teteknya yang masih terbalut pakaian dan Bra.
"Mama enggak mau Wan. Kamu kan menantu mama."
"Sabar ya Ma. Kita sama-sama nakal kan?" kataku terus juga membuka kancing baju mertuaku. Ah...begitu cepatnya tanganku bekerja, hingga tetek putih itu sudah terlepas dari pembungkusnya. Kulumat putingnya dan aku mempermainkan lidahku. Tubuh mertuaku kusandarkan ke dinding tangga.
"Wa...mama enggak mau. Takut..." AKu tak perduli. Sudah kepalang tanggung. Tanganku mulai meraba mmeknya dri balik CD nya. Tiba-tiba terdengar suara bell.
"Tu...kan...? Ayo kamu yang buka. pasti si Inem. Aku bereskan dulu kondeku."

Aku langsung turun ke bawah dan membuka pintu pagar. Sengaja aku berjalan lambat, agar Inem tak cepat memssuki rumah. Setelah Inem masuk dan ke dapaur, mertuaku turun dan menemui Inem ke dapur. Aku mendengar pembicaraan mereka. Mertuaku meminta agar dia tidak diganggu, karean mau istirahat di kamar. Sedang aku, dikatakannya juga sedang mengerjakan pekerjaan kantor di kamar atas, juga tidak diganggu. Inem mengiyakan. AKu cepat lari naik ke lantai dua. Dari atas, aku mengirimkan SMS kepada mertuaku.

"Ma...cepat naik ke atas, biar kondenya saya betulin."
AKu menunggu balasannya. Benar saja, tak lama kemudian aku mendapat jawaban dari SMS mertuaku.
"Ntar...tunggu saja. Belum aman." Gila. Itu artinya, mertuaku akan menyusul aku ke lantai dua. Padahal aku hanya iseng saja mengirimkan SMS, mau tau apa jawaban mertuaku.

Tak sampai 5 menit, mertuaku datang ke lantai dua dengan memakai dasternya. Dia sudah melepas sanggulnya dengan rambut digerai. Langsung kupeluk dia. Ah...terasa empuk sekali dadanya yang tak dilapisi bra. Kuraba memeknya, juga tidak memakai CD. Gila sekali. Berarti mertuaku juga kepingin bermesraan denganku. Tak kusia-siakan kesempatan itu. Kuseret dia ke kamar khsus untuk tamu. Kukunci secepatnya. Dengan cepat pula aku menelanjangi diriku. Kulihat mertuaku tersenyum melihat penisku yang sudah menegang.

"Kamu sungguhan mau menyetubuhi, mama?" Basa-basi gila, pikirku. Pake nanya segala. Lalu mau apa, kan aku sudah telanjang!
Tak perlu aku menjawab pertanyaan gila itu. Langsung saja kuangkat dasternya dari bawahke atas. Tubuh mamaku benar-benar masih indah. Putih bersih dan masih ramping, berbentuk tanpa lemak di pinggul dan perutnya. Aku langsung emnciuminya, meraba dan menjilatinya. Mama tak mau kalah. Dia lebih agresif lagi menjilati tubuhku. Kamu saling menjilati dan meraba, mengisap, mengelus dan memeluk. Indah sekali rasanya, bercinta dengan wanita yang berpangalaman. Aku justru seperti dituntun untuk melakukan apa yang dia lakukan serta menjilati apa yang dia jilat. Kutolak mertuaku ke atas tempat tidur. Dia langsung emngangkangkan kedua pahanya lebar-lebar. Aku menindihnya dan memasukkan penisku ke dalam paginanya. Aku memompanya. Mertuaku menggamit tengkukku. Setelah lidahku berada dalam rongga mulutnya, kini tubuhnya meliuk-liuk bagaikan ular sawah yang berada di air yang sedikit sekali. Gila. Ak terjungkit-jungkit di atas tubuhnya. Keringatr kami, membuat sekujur tubuhkami menjadi basah.

"Ma...ampuuun, aku mau sampai ma...?"
"Tahan dulu. Jangan dulu..."katanya sembari menggigit lidahku kuat-kuat. Aku kesakitan dan hanya bisa mengeluarkan desahan saja, seab lidahku ada di kulumannya. Setelah itu mertuaku melepas lidahku yang sakit sengaja dia gigit. Rasa mau orgasme seketika menjadi hilang, diganti rasa sakit di lidahku. Mertuaku terus menerus meliuk-liukkan
tubuhnya dari bawah. Aku terbawa olehliukan tubuh yang gemulai itu. Di jepitnya kedua kakinya ke pinggangku dan leherku dikepit oleh tangannya, Kepalaku sudah berada di lehernya da sebelah tangannya memeluk pingangku. Liukannya semakin cepat membuat tubuhku ikut bergiyang-goyang. AKu tak perlu lagi memompa penisku ke dalam memeknya, karean liukannya, membuat penisku bis akeluar masuk dengan sendirinya. Benar-benar gila, mertuaku. Liukannya berhenti seketika dan kakinya menjepit lebuih kuat serta leherku terasa sakit dijepit tangannya. Aku merasakan ada desir air hangat di kepala penisku. Mertuaku sudah orgasme.

"Ayo...puaskan dirimu..." katanya, setelah jepitannya melemah. AKu memeompanya dan membangun nafsuku yang hammpir hilang. Saat aku memompanya, mertuamu mengelus-elus punggungku dengan lembut. Tak lama, aku orgasme. Kami sama-sama lemas. Begiti kami usai istirahat, aku membersihkan diri ke kamar mandi dan mertuaku juga. Dia terus tersenyunm.
"Kapan-kapan, kita betulin lagi konde mama ya," katanya sambil berlalu.

Sejakl saat itu, kami terus melakukannya, kapan sja kami mau melakukannya pada saat-saat aman. Hingga pada suaru sore di kantor, aku mendapat SMS dari ibu mertuaku.
"Mama di Kamar 612 Hotel S. Mau memperbaiki konde. Kalau bisa Jemput Mama, Minta izin pada isterimu."

Dengan cepat aku menelpon isteriku, mengatakan aku terlambat pulang karena ada urusan kantor. Isteriku mengingatkan aku, agar hati-hati. Kupacu mobilku ke hotel yang tersebut dalam SMS. AKu memarkir mobol di tempat tersembunyi dan langsung ke kamar 612. Ku tekan bell. Mertuaku tersenyum menyambutku.

"Kita perbaiki konde mama, ya," kataku.
"Ya...waktu kita singkat. Kita harus segera," katanya. Kami kembali melakukan persetubuhan yang lebih seru lagi.

Mertuaku memang seorang perempuan yang mengerti bermain seks. Luar biasa. Terlebih dia sangat lihat meliuk-liukkan tubuhnya dengan indah, bagaikan ular sawah yang sedang birahi.

1 komentar:

  1. How to Play Baccarat - Or Better! - Worrione - World's #1
    Baccarat is 메리트카지노 one of the most popular card games in the world with more than 80,000 players. worrione The games are played with 8 septcasino teams of five or more players,

    BalasHapus