Jumat, 02 November 2012
dengan ayah
Namaku Ana.. Pertama kali aku berhubungan seks adalah tak lain dan tak
bukan bersama ayah kandungku sendiri. Ceritanya begini. Saat itu umurku
baru 14 tahun.. Ibuku telah meninggalkan kami sejak aku kecil lagi untuk
mencari kehidupan mewah bersama lelaki lain. Ayahku pula seorang
peniaga alat sukan. Aku seorang anak tunggal. Ketika umurku 14 tahun aku
menpunyai tubuh seperti perempuan dalam lingkungan umur 20an. Aku
mempunyai dada yang mampat. Saiz coliku pada waktu itu adalah 38C.
Pinggangku masih dalam 24inch dan punggungku saiz 36. Sepanjng hidup
kecilku sentiasa dengan ayah. segala permintaanku, dia akan cuba turuti
memandangkan aku adalah anaknya seorang dan disayangiku bagai menatang
minyak yang penuh. Saat umurku 12 tahun ayah pernah cuba berdating
dengan perempuan lain tapi tak ada jodoh... ada mak janda, ada mak
dara... sampai tiba masanya dia kata padaku; 'Ana... Ana tak rasa sunyi
ke tak ada Ibu atau adik beradik?'tanya Ayah 'Tak pun.. Ana happy
camnie.. Kenapa Ayah taknak kahwin ngan orang lain? tanyaku balik
'Entahlah.. barangkali tak ada perempuan yang boleh ganti ibu kamu...
Ayah pun lebih ok camnie.. Ada anak dara satu pon dah pening kepala..'
seloroh Ayah. Ayahku orangnya tinggi lampai dan mempunyai badan yang
tegap.. maklumlah bekas seorang bodybuilder tempatan saat mudanya. Kini
dia masih menjaga badannya dengan baik sebab dia menpunyai alat gym yang
lengkap di rumah. Segala tentang dirinya masih lagi kelihatan muda.
Setakat rambut putih kelihat sedikit. Dia mempunyai senyuman yang cukup
menawan. Teman2 sekolahku pun pernah menyatakan bahawa Ayahku handsome
orangnye.. Kadang aku juga berasa megah menpunyai ayah seperti Ayahku..
Sebelum hari lahirku yang ke 16, Ayah bertanya apa aku inginkan untuk
hadiah.. Aku hanya meminta Ayah mengajak aku bercuti di Langkawi and
seutas beg LV kerana kebetulan hari lahirku jatuh pada cuti sekolah.
Ayah menyatakan semuanaya sudahpun diatur seperti yang ku mahu.. Sejak
aku baligh, aku sentiasa ada teringin tahu apakah rasanya seorang
berhubungan seks.. Adakah seperti buku novel romance yang aku baca di
khutubkhanah? Aku sering bermimpi membayang diriku sedang hangat
bersetubuh bersama lelaki yang tak ku kenali... Aku sering terasa basah
seluar dalamku pada esok pagi kerana mimpiku. Tak pernahpun aku
meceritakan tentang mimpiku itu pada Ayah. Pada hari lahirku kami berdua
beranak tiba di Casa Del Mar.. Sangat romantis dan cantik hotel
itu..Seperti yang aku bayangkan. Kami tiba di waktu senja dan just in
time for makan malam. Aku dihadiahi beg idamanku dan juga kek hari
jadiku yang indah.. Aku berasa sangat gembira.Di saat itu aku memakai
baju off shoulder hitam yang pendek yang kelihatan seksi dibeli sebelum
hari lahirku. Setelah makan malam aku dan ayah berjalan di taman open
air itu sambil berbual 'Ana.. happy tak hari ni? 'Happy ayah... rasa
macam puteri kayangan' kataku ' Ana, you have always been my princess..
Ana istimewa pada diri ayah' kata ayahku sambil memelukku. Di saat
pelukkan Ayah; aku mula dadaku berdegup dengan kuat..Seperti kejutan
elektik.. Aku tak tahu mengapa. Ayah terus mencium pipiku.. Aku rasa
terpegun.. Ciuman itu bukan seperti ciuman saat kecilku tapi ciuman
seperti seorang lelaki dan perempuan.. Aku hanya tersenyum tapi hatiku
seperti inginkan sesuatu. 'Ayahh.. ana rasa ngantuk nak tidur la ayah..
'Mari kita pulang ke bilik masing2' kata Ayahku Bilikku dan Ayahku
adalah adjoining suite. maksudnya ada pintu antara dua bilik. Aku masuk
ke bilikku laku mula membuka baju dan berbogel untuk mandi..Saat aku
mula membuka shower, tiba2 aku terasa tangan memegangku.. aku berpaling
dan alagkah terkejutnya apabila Ayah yang berseluar pendek datang
memelukku lagi... Kali ini perasaanku tidak boleh terbendung lagi...
Ayah mula mencium leherku... Aaahhh. sensitifnya tempat itu... 'Ayah...
kenapa kita rasa begini...' aku berdesah 'Ayah sendiri tidak tahu... Ana
terlalu cantik seperti ibumu..Maafkan Ayah tapi Ayah tidak boleh
terbendung perasaan Ayah terhadap Ana.. kata Ayahku sambil memeluk
mendakap dan mencium pipiku..Tangannya mula rasa liang tubuhku yang
basah.. Ayah... Ana tak tahan.. dengan ciuman Ayah nie.. Ana... Ayah
sayangkan Ana.. 'Ana juga Ayah.. Ayah tak sanggup... Ana anak Ayah..
tapi... Tapi apa Ayah..?? ' aku mengeluh... Ayah terus mendukungku lagi
membaringkanku atas katilku.. Dia terus mencium mulutku bertubi- tubi...
hairannya aku turut menciuminya.. Tanganya meraba buah dadaku yang
montok ini.. Ayah.... I think I am in love with you Ayah!!! Ana love
Ayah.. I want to be your lover Ayah... Sambil mengisap buah dadaku; ayah
berkata.. Are you sure Ana??? Apa yang Ayah lakukan, there is no
turning back.. Ana sanggup ayah... Ana nakkan Ayah!! Aku terus merangkul
Ayah lalu menjilat lehernya.. Ayah terus membuka seluar pendeknya...
Alangkan terkejutnya aku melihat senjata Ayahaku... untuk pertama
kalinya.. Ana... Ana takkan menyesal.. Ayah akan bahagiakan Ana.. Ayah
takkan tinggalkankan Ana.. "Kau sungguh cantik. Kini kau sudah dewasa.
Tubuhmu indah dan jauh lebih berisi.., mmpphh..", katanya sambil
menciumi bibirku, mencoba membuka bibirku dengan lidahnya. Aku seakan
terpesona oleh pujiannya. Cumbu rayunya begitu menggairahkanku. Begitu
lembut dan hati-hati. Hatiku semakin melambung tinggi mendengar semua
kekagumannya terhadap tubuhku. Wajahku yang cantik, tubuhku yang indah
dan kini jauh lebih berisi. Payudaraku yang membusung penuh dan
menggantung indah di dada. Permukaan perut yang rata, pinggul yang
membulat padat berisi menyambung dengan buah pantatku yang ‘jack’.
Diwajah ayah kulihat memperlihatkan ekspresi kekaguman yang tak
terhingga saat matanya menatap nanar ke arah lembah bukit di sekitar
selangkanganku yang dipenuhi bulu-bulu hitam lebat, kontras dengan warna
kultiku yang putih mulus. Kurasakan tangannya mengelus paha bagian
dalam. Aku mendesis dan tanpa sadar membuka kedua kakiku yang tadinya
merapat. Ayah... show me your love please... Ayah menempatkan diri di
antara kedua kakiku yang terbuka lebar. Kurasakan koneknya ditempelkan
pada bibir kemaluanku. Digesek-gesek, mulai dari atas sampai ke bawah.
Naik turun. Aku merasa ngilu bercampur geli dan nikmat. Cairan yang
masih tersisa di sekitar itu membuat gesekannya semakin lancar karena
licin. Aku terengah-engah merasakannya. Kelihatannya dia sengaja
melakukan itu. Apalagi saat moncong koneknya itu menggesek-gesek
kelentitku yang sudah menegang. Ayah menatap tajam melihat reaksiku. Aku
balas menatap seolah memintanya untuk segera memasuki diriku
secepatnya. Tiba2 aku macam sudah rasa mcm seorang professional sedang
ini kali pertama... Ayah serperti tahu apa yang kurasakan saat itu.
Namun kelihatannya ia ingin melihatku menderita oleh siksaan nafsuku
sendiri. Kuakui memang aku sudah tak tahan untuk segera menikmati batang
koneknya dalam pukiku. Aku ingin segera membuatnya ‘KO’. Terus terang
aku sangat kagum dengan keperkasaannya. Kuingin buktikan bahwa aku
sanggup membuatnya cepat-cepat mencapai puncak kenikmatan. Ayah....
cepat... 'Cepat apa sayang?.... Cepatlah.... Ana nak ayah buat apa?
CEPAT MASUKKAN KONEK AYAM DALAM PUKI ANA!!!!! Aku macam tak percaya
dengan kata2ku itu.. Baiklah sayang. Tapi pelan-pelan ya// inikan kali
pertama Ana, kata ayahku dengan penuh kemenangan telah berhasil
menaklukan diriku. Aku menunggu cukup lama gerakan konek ayah memasuki
diriku. Serasa tak sampai-sampai. Selain besar, konek ayah cukup panjang
juga. Aku sampai menahan nafas saat batangnya terasa mampat di dalam.
Rasanya sampai ke ulu hati. Aku baru bernafas lega ketika seluruh
batangnya amblas di dalam. Ayah mulai menggerakkan pinggulnya
perlahan-lahan. Satu, dua dan tiga tusukan mulai berjalan lancar.
Semakin membanjirnya cairan dalam liang memekku membuat konek ayah
keluar masuk dengan ketatnya. Aku mengimbangi dengan gerakan pinggulku.
Meliuk perlahan. Naik turun mengikuti irama tusukannya. Sakit mula
terasa.. Gerakan kami semakin lama semakin meningkat cepat dan bertambah
liar. Gerakanku sudah tidak beraturan karena yang penting bagiku
tusukan itu mencapai bagian-bagian peka di dalam relung kewanitaanku.
Ayah tahu apa yang kuinginkan. Ia bisa mengarahkan batangnya dengan
tepat ke sasaran. Aku bagaikan berada di surga merasakan kenikmatan yang
luar biasa ini. Batang ayahku mengisi penuh seluruh isi liangku, tak
ada sedikitpun ruang yang tersisa hingga gesekan batang itu sangat
terasa pedih di seluruh dinding vaginaku. "Aduuhh.. auuffhh..,
nngghh..", aku meintih, melenguh dan mengerang merasakan semua
kenikmatan ini. Kembali aku mengakui keperkasaan dan kelihaian ayahku di
atas ranjang. Ia begitu hebat, jantan dan entah apalagi sebutan yang
pantas kuberikan padanya. Yang pasti aku merasakan kepuasan tak
terhingga bercinta dengannya meski kusadari perbuatan ini sangat
terlarang dan akan mengakibatkan permasalahan besar nantinya. Tetapi
saat itu aku sudah tak perduli dan takkan menyesali kenikmatan yang
kualami. Sedap tak terhingga... Ayah sedapnya rasa konek ayahhh....
Hentaklah kuat2! Ayah bergerak semakin cepat. Kontolnya bertubi-tubi
menusuk daerah-daerah sensitive. Aku meregang tak kuasa menahan
desiran-desiran yang mulai berdatangan seperti gelombang mencecah
pertahananku. Sementara ayah dengan gagahnya masih mengayunkan
pinggulnya naik turun, ke kiri dan ke kanan. Eranganku semakin keras
terdengar seiring dengan gelombang dahsyat yang semakin mendekati
puncaknya. Melihat reaksiku, ayah mempercepat gerakannya. Batang konek
yang besar dan panjang itu keluar masuk dengan cepatnya seakan tak
memperdulikan liangku yang sempit itu akan terkoyak akibatnya. Kulihat
tubuh ayah sudah basah bermandikan keringat. Aku pun demikian. Tubuhku
yang berkeringat nampak mengkilat terkena sinar lampu kamar. Aku mencuba
meraih tubuh ayah untuk mendekapnya. Dan disaat-saat kritikal, aku
berhasil memeluknya dengan erat. Kurengkuh seluruh tubuhnya sehingga
menindih tubuhku dengan erat. Kurasakan tonjolan otot-ototnya yang masih
keras dan pejal di sekujur tubuhku. Kubenamkan wajahku di samping
bahunya. Pinggul kuangkat tinggi-tinggi sementara keduan tanganku
menggapai buah pantatnya dan menekannya kuat-kuat. Kurasakan semburan
demi semburan memancar kencang dari dalam diriku. Aku meregang seperti
ayam yang baru dipotong. Tubuhku mengejang-ngejang di atas puncak
kenikmatan yang kualami untuk kedua kalinya saat itu. "Ayah.., oohh..,
Yaahh..", hanya itu yang bisa keluar dari mulutku saking dahsyatnya
kenikmatan yang kualami bersamanya. "Sayang nikmatilah semua ini. Ayah
ingin kamu dapat merasakan kepuasan yang belum pernah kamu alami", bisik
ayah dengan mesranya. "Ayah sayang padamu, ayah cinta padamu. Ayah
ingin melepaskan kerinduan yang tersimpan selama ini..", lanjutnya tak
henti-henti membisikan untaian kata-kata indah yang terdengar begitu
romantik. Aku mendengarnya dengan perasaan tak menentu. Kenapa ini
datangnya dari lelaki yang bukan semestinya kusayangi. Mengapa keindahan
ini kualami bersama ayahku sendiri? Kurasakan ciumannya di bibirku
berhasil membangkitkan tenunganku kembali gairahku. Aku masih gian
dengannya. Sampai saat ini ayah belum juga mencapai puncaknya. Aku
seperti mempunyai utang yang belum terbayar. Kali ini aku bertekad keras
untuk membuatnya mengalami kenikmatan seperti apa yang telah dia
berikan kepadaku. Aku sadar kenapa diriku menjadi ghairah untuk
melakukannya dengan sepenuh hati. Timbulnya pikiran ini membuatku
semakin bergairah. Apalagi sejak tadi ayah terus-terusan menggerakan
kontolnya di dalam memekku. Tiba-tiba saja aku jadi beringas. Kudorong
tubuh ayah hingga terlentang. Aku langsung menindihnya dan menicumi
wajah, bibir dan sekujur tubuhnya. Kembali kuselomoti batang kontolnya
yang tegak bagai tiang pancang beton itu. Lidahku menjilat-jilat,
mulutku mengemut-emut. Tanganku mengocok-ngocok batangnya. Kulirik ayah
kelihatannya menyukai perubahanku ini. Belum sempat ia akan mengucapkan
sesuatu, aku langsung berjongkok dengan kedua kaki bertumpu pada lutut
dan masing-masing berada di samping kiri dan kanan tubuh ayah.
Selangkanganku berada persis di atas batangnya. "Akh sayang!" pekik
ayahku tertahan ketika batangnya kubimbing memasuki liang pukiku.
Tubuhku turun perlahan-lahan, menelan habis seluruh batangnya.
Selanjutnya aku bergerak seperti sedang menunggang kuda. Tubuhku
melonjak-lonjak seperti kuda liar yang sedang birahi. Aku tak ubahnya
seperti pelacur yang sedang memberikan kepuasan kepada pelanggan. Tetapi
aku tak perduli. Aku terus berpacu. Pinggulku bergerak turun naik,
sambil sekali-sekali meliuk seperti ular. Gerakan pinggulku persis
seperti penyanyi dangdut dengan gaya gelek bergetar dan entah gaya
apalagi. Pokoknya malam itu aku mengeluarkan semua jurus yang kumiliki
dan khusus kupersembahkan kepada ayahku sendiri! Pinggulku mengaduk-aduk
lincah, mengulek liar tanpa henti. Tangan ayah mencengkeram kedua buah
dadaku, diremas dan dicubit2. Ayah lalu bangkit setengah duduk. Wajahnya
dibenamkan ke atas dadaku. Menciumi putting susuku. Menghisapnya
kuat-kuat sambil meremas-remas. Kami berdua saling berlomba memberi
kepuasan. Kami tidak lagi merasakan panasnya udara meski hotel
menggunakan AC. Tubuh kami bersimbah peluh, membuat tubuh kami jadi
lekat satu sama lain. Aku berkutat mengaduk-aduk pinggulku. Ayah
menggoyangkan pantatnya. Kurasakan tusukan kontolnya semakin cepat
seiring dengan liukan pinggulku yang tak kalah cepatnya. Permainan kami
semakin meningkat dahsyat. Ayahhhh..... hentakkan lagi....
Sedappppppp.... Ooohhh Anaaaa..... Katil dan bantal serta guling
terlempar berserakan di lantai akibat pergulatan kami yang bertambah
liar dan tak terkendali. Kurasakan ayah mulai memperlihatkan
tanda-tanda. Aku semakin bersemangat memacu pinggulku untuk bergoyang.
Mungkin goyangan pinggulku akan membuat iri para penyanyi dangdut saat
ini. Tak selang beberapa detik kemudian, akupun merasakan desakan yang
sama. Aku tak ingin terkalahkan kali ini. Kuingin ia pun merasakannya.
Tekadku semakin kuat. Aku terus memacu sambil menjerit-jerit histeria.
Aku sudah tak perduli suaraku akan terdengar kemana-mana. Kali ini aku
harus menang! Upayaku ternyata tidak percuma. Kurasakan tubuh ayah mulai
mengejang-ngejang. Ia mengerang panjang. Menggeram seperti harimau
terluka. Aku pun merintih persis kuda betina liar yang sedang birahi.
"Eerrgghh.. oouugghh..!" ayah berteriak panjang, tubuhnya
menghentak-hentak liar. Tubuhku terbawa goncangannya. Aku memeluknya
erat-erat agar jangan sampai terpental oleh goncangannya. Mendadak aku
merasakan semburan dahsyat menyirami seluruh relung vaginaku. Pancutan
begitu kuat dan banyak membanjiri liangku. Akupun rasanya tidak kuat
lagi menahan desakan dalam diriku. Sambil mendesakan pinggulku
kuat-kuat, aku berteriak panjang saat mencapai puncak kenikmatan
bersenggama dengan ayahku. Tubuh kami bergulingan di atas katil sambil
berpelukan erat. Saking dahsyatnya, tubuh kami terjatuh dari katil
Untunglah katil itu tidak terlalu tinggi dan permukaan lantainya
tertutup permadani tebal yang empuk sehingga kami tidak sampai
terluka... Nikmatnya tak terkata.... Selama tiga hari kami di hotel...
kami bersetubuh tanpa henti seperti pasangan yang berbulan madu.. Hingga
sekarang aku masih bersetubuh dengan ayahku... .. Kami sudah berpindah
ke laur negara agar boleh hidup sebagai sepasang suami isteri... Kami
kahwin secara sivil.. Belum lagi dikurniai anak.. Aku tidak menyesal
atas perbuatan kami... malah aku recommend it.. Sayng ayah tak sama
seperti jejaka mcm mat rempit etc... Konek ayah sangat fantastik...
Bye... Ayah sudah panggil untuk bersetubuh lagi..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar